MPI Academia -- Bumi adalah rumah besar bagi seluruh makhluk hidup. Dari tanah yang kita pijak, air yang kita minum, hingga udara yang kita hirup, semuanya berasal dari anugerah bumi yang tak ternilai. Namun, seiring perkembangan zaman, keserakahan manusia dan laju modernisasi seringkali mengabaikan keseimbangan alam. Hutan ditebang tanpa reboisasi, sungai tercemar limbah, dan udara penuh polusi. Padahal, semua ini akan kembali kepada kita, karena bumi yang rusak berarti ancaman langsung bagi kelangsungan hidup manusia.
Kesadaran menjaga bumi bukan hanya sekadar slogan, melainkan tanggung jawab nyata yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal sederhana seperti mengurangi sampah plastik, menggunakan energi secara bijak, hingga mendukung kebijakan ramah lingkungan. Lebih jauh lagi, menjaga bumi juga merupakan amanah dari Sang Pencipta. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf [7]: 56). Ayat ini mengingatkan bahwa manusia seharusnya menjadi penjaga, bukan perusak bumi.
Menjaga bumi berarti menjaga kehidupan generasi mendatang. Anak cucu kita berhak menikmati udara segar, air bersih, dan alam yang lestari sebagaimana kita menikmatinya hari ini. Jika kita lalai, maka mereka yang akan menanggung akibatnya: krisis pangan, bencana alam, hingga konflik perebutan sumber daya. Oleh karena itu, langkah menjaga bumi bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga bentuk kasih sayang kepada masa depan manusia. Sudah saatnya kita bergerak bersama, karena bumi yang sehat adalah kunci keberlanjutan hidup kita semua. (MPIAcademia/2025/09/25)