MPI Academia -- Dalam ajaran Islam, Nabi Adam ‘alaihissalam diyakini sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah Swt. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian meniupkan ruh-Nya sehingga Adam hidup dan menjadi manusia. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Q.S Al-Hijr [15]: 28-29)
Adam kemudian diangkat sebagai khalifah di bumi, yaitu makhluk yang diberi amanah untuk memakmurkan, mengelola, serta menjaga kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah. Kisah ini dijelaskan dalam firman Allah: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30). Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab besar sejak awal penciptaannya.
Selain sebagai manusia pertama, Adam juga dipilih Allah sebagai nabi yang diberikan petunjuk dan wahyu. Meskipun pernah melakukan kesalahan dengan memakan buah dari pohon terlarang, Adam segera bertaubat dan Allah menerima taubatnya. Al-Qur’an menyebutkan: “Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."(QS. Al-Baqarah [2]: 37). Dari kisah ini, manusia diajarkan bahwa kesalahan adalah bagian dari perjalanan hidup, namun jalan taubat dan kembali kepada Allah selalu terbuka. Dengan demikian, keberadaan Adam sebagai manusia pertama menjadi teladan bagi seluruh umat manusia dalam memahami asal usul, tugas, dan penghambaan kepada Allah. (MPIAcademia/2025/09/25)