Jakarta, mediadakwah.id- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dr. Adian Husaini menyatakan dukungannya terhadap keputusan MUI dan sejumlah Ormas Islam lainnya, tentang penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
“Bagi umat Islam, jasa Pak Harto yang sangat besar adalah keputusannya membubarkan PKI,” kata Dr. Adian, Ahad (9/11).
Menurutnya, sulit dibayangkan nasib umat Islam Indonesia jika PKI berhasil menguasai Indonesia dan mengkomuniskan Indonesia. “Itulah jasa terbesar Pak Harto, menurut saya,” lanjutnya.
Menyikapi berbagai kontroversi tentang penetapan Pak Harto sebagai Pahlawan Nasional, Dr. Adian menyatakan, hal itu sebagai hal yang wajar. “Kalau tentang kontroversi, siapa Pahlawan Nasional yang tidak punya kontroversi. Siapa yang tidak punya salah?” ujarnya lagi.
Bahkan, tokoh dan pendiri DDII, Mohammad Natsir pun bertahun-tahun mengalami perlakuan yang menyakitkan dari Pak Harto. Pak Natsir pernah dicap sebagai pembangkang, pernah dicekal pergi ke luar negeri, dan sebagainya.
Bahkan, Presiden Soeharto pula yang tidak memberi ijin dihidupkannya Partai Masyumi, tahun 1967. Tak hanya itu, ribuan tokoh Masyumi dilarang untuk dicalonkan sebagai anggota DPR dan DPRD. Bertahun-tahun, di bawah pemerintahan Orde Baru, umat Islam mengalami peminggiran dan penindasan aspirasi politiknya.
“Tapi, setahu saya, Pak Natsir mendukung pendirian ICMI dan berbagai kebijakan politik Presiden Soeharto di akhir 1980-an yang memberikan peran lebih proporsional kepada umat Islam dalam berbagai bidang,” ujar Ketum DDII yang baru saja menerbitkan buku berjudul: Mohammad Natsir: Negarawan, Guru Dai Teladan.
Dalam buku tersebut, Dr. Adian banyak mencontohkan sikap kenegarawanan Mohammad Natsir yang luar biasa, yang tidak menaruh dendam terhadap Soekarno yang memenjarakannya, dan juga terhadap Pak Harto yang bertahun-tahun menyakitinya.
Dicontohkannya lagi sikap Buya Hamka yang bersedia menshalatkan jenazah Bung Karno, meskipun belum lama mengalami keluar dari penjara rezim Soekarno. “Pak Afif Hamka, anak Buya Hamka bercerita, sebenarnya dia tidak rela ayahnya menshalatkan jenazah Bung Karno, karena keluarganya sangat menderita gara-gara ayahnya dipenjara Bung Karno. Tapi, itulah kebesaran hati Buya Hamka,” tuturnya.
Faktanya, saat ini begitu banyak warga masyarakat yang menyetujui dan mendukung Pak Harto mendapat gelar Pahlawan Nasional. Jadi Ketum DDII menyatakan dukungannya terhadap sikap pimpinan Ormas-ormas Islam untuk dianugerahinya Pak Harto sebagai Pahlawan Nasional.
Sumber:https://mediadakwah.id/ketum-ddii-dukung-mui-pak-harto-layak-dapat-anugerah-pahlawan-nasional/
