MPI Academia -- Setiap orang tentu mempunya impian untuk mempunyai penghasilan yang lebih dari kebutuhan pokoknya. Ketika penghasilan seseorang jumlahnya lebih sedikit dari kebutuhan pokoknya, maka kondisi keuangan tentang berada dalam kategori defisit. Pada tahap selanjutnya tentu akan ada konsekuensi untuk menutupi defisit tersebut. Jika anda berada dalam kondisi sebagaimana digambarkan tersebut, anda tentu perlu mengidentifikasi solusi yang diperlukan agar defisit tersebut tertutupi, diantaranya adalah dengan meminjam baik secara pribadi mapun ke lembaga perbankan atau non perbankan. Namun, dalam artikel ini, pembahasan fokus dan dibatasi pada upaya untuk menemukenali risiko dalam berinvestasi.
Investasi bagi kebanyakan orang bertujuan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. "Daripada uangnya nganggur atau ditabungkan tapi bagi hasilnya kecil, maka lebih baik diinvestasikan", begitu ungkapan yang sering saya dengar. Mungkin anda juga pernah mendengar ungkapan seperti itu.
Tapi, tahukan anda bahwa berinvestasi itu juga punya banyak risiko? Salah satu risiko yang kemungkinan dialami adalah tiimbulnya kerugian (loss). Untuk itu, perlu menjadi perhatian bagi setiap orang atau entitas yang akan melakukan investasi untuk melakukan feasibility study untuk menemukenali prospek bisnisnya sekaligus risiko yang akan dialami serta menyiapkan langkah-langkah mitigasnya. Selamat berinvetasi. (Penulis, Efri S. Bahri, pemerhati sosial dan ekonomi Pusat Studi Lingkar Kabisat)
Bersambung